Jakarta, 09 Oktober 2024 – Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional (LPKN) kembali mengambil peran penting dalam upaya penguatan kompetensi sumber daya manusia di sektor pengadaan barang dan jasa, melalui penyelenggaraan program pelatihan dan sertifikasi bertajuk Blended Learning CERTIFIED PROCUREMENT OFFICER (CPOf). Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 09 hingga 11 Oktober 2024 ini, dihadiri oleh 35 peserta yang berasal dari berbagai instansi pemerintah dan sektor swasta. Program ini dilaksakan untuk mendapatkan sertifikasi profesi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional pengadaan barang dan jasa di Indonesia.
Pelatihan yang dilaksanakan di Jakarta ini tidak hanya mengedepankan materi teori, tetapi juga memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berinteraksi langsung melalui berbagai kegiatan praktek dan studi kasus. Dengan mengusung metode blended learning, program ini memadukan sesi pelatihan daring dan tatap muka, yang memungkinkan peserta untuk mengikuti pembelajaran dengan fleksibilitas waktu tanpa mengurangi esensi kompetensi yang harus dikuasai.
Hari Pertama: Pemahaman Dasar Lingkungan Pengadaan dan Kualifikasi Penyedia
Pada hari pertama, Rabu, 09 Oktober 2024, kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh MC Annisa dari LPKN. Annisa menyambut hangat seluruh peserta dan narasumber yang hadir, serta memperkenalkan secara singkat tujuan dan alur kegiatan yang akan dijalani selama tiga hari ke depan. Dengan antusiasme yang tinggi, para peserta tampak siap untuk menyerap ilmu yang akan disampaikan.
Sesi materi pertama dipandu oleh Raymon Budi Hermanto, ST., MH., CCMs, seorang narasumber berpengalaman di bidang pengadaan barang dan jasa. Dalam sesinya, Raymon mengupas tuntas berbagai aspek penting dalam lingkungan pengadaan barang dan jasa. Beberapa topik yang dibahas di hari pertama meliputi:
- Menelaah Lingkungan Pengadaan Barang/Jasa – Materi ini memberikan pemahaman menyeluruh mengenai kerangka regulasi, etika, serta dinamika lingkungan pengadaan yang harus dipahami oleh setiap profesional.
- Menyusun Kebutuhan dan Anggaran Pengadaan Barang/Jasa – Pada bagian ini, peserta dibekali dengan kemampuan merumuskan kebutuhan barang/jasa serta perencanaan anggaran yang efisien dan efektif.
- Memilih Penyedia Barang/Jasa – Materi ini berfokus pada tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang sesuai dengan kebutuhan, mulai dari pengadaan langsung hingga tender terbuka.
- Melakukan Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa – Raymon menekankan pentingnya melakukan proses kualifikasi penyedia barang/jasa secara tepat agar mendapatkan mitra kerja yang sesuai standar kualitas yang diharapkan.
Pada akhir sesi pertama, suasana keakraban mulai terjalin di antara peserta, narasumber, dan tim panitia. Hal ini menjadi salah satu aspek penting dalam pelatihan, di mana interaksi positif dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
Hari Kedua: Penyusunan Dokumen Pengadaan dan Evaluasi Penawaran
Kamis, 10 Oktober 2024, pelatihan dilanjutkan dengan sesi materi yang lebih teknis dan mendalam. Pembukaan hari kedua dipandu oleh MC Alvin Musadeck dari LPKN, yang memberikan semangat baru kepada para peserta setelah menjalani sesi padat di hari sebelumnya.
Narasumber pada hari kedua adalah Juni Irawati, S.Kom., MH, seorang praktisi yang telah malang melintang dalam dunia pengadaan barang/jasa. Materi yang disampaikan Juni Irawati lebih berfokus pada aspek administratif dan teknis dalam proses pengadaan barang/jasa, antara lain:
- Menyusun Dokumen Pengadaan Barang/Jasa – Peserta diberi panduan dalam penyusunan dokumen pengadaan yang sesuai dengan regulasi, transparan, dan akuntabel.
- Latihan dan Diskusi Penyusunan Dokumen – Dalam sesi ini, peserta dibagi dalam kelompok-kelompok untuk melakukan latihan langsung menyusun dokumen pengadaan, yang kemudian didiskusikan bersama dengan narasumber.
- Mengevaluasi Dokumen Penawaran – Evaluasi penawaran merupakan salah satu tahapan kritis dalam proses pengadaan. Juni Irawati memandu peserta untuk memahami cara melakukan evaluasi secara objektif dan profesional.
- Latihan dan Studi Kasus Evaluasi Dokumen Penawaran – Selain evaluasi teori, peserta juga diajak untuk melakukan simulasi evaluasi dokumen penawaran dengan studi kasus yang relevan, guna melatih ketajaman analisis dalam proses pengadaan.
Sesi hari kedua berlangsung dengan sangat interaktif, dimana peserta aktif bertanya dan berbagi pengalaman terkait pengadaan di instansi masing-masing. Juni Irawati memberikan banyak contoh praktis dari kasus-kasus yang pernah ia tangani, yang semakin memperkaya wawasan para peserta.
Hari Ketiga: Ujian Kompetensi dan Sertifikasi
Jumat, 11 Oktober 2024, menjadi hari yang dinanti-nantikan oleh para peserta, karena pada hari ini mereka harus mengikuti ujian kompetensi. Ujian ini menjadi penentu bagi peserta untuk mendapatkan sertifikasi sebagai Certified Procurement Officer yang diakui oleh BNSP. Ujian dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan praktek, dimana peserta diharuskan menyelesaikan berbagai soal dan studi kasus pengadaan sesuai dengan standar kompetensi yang telah diajarkan.
Seluruh peserta menunjukkan keseriusan dalam menghadapi ujian, dan hasilnya sangat memuaskan. Dari 35 peserta yang mengikuti pelatihan, semuanya dinyatakan lulus dan berpredikat kompeten. Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri, tidak hanya bagi para peserta, tetapi juga bagi lembaga yang mengirimkan mereka.
Keakraban dan Profesionalisme Terjalin Selama Pelatihan
Selain materi yang diberikan, momen-momen kebersamaan selama pelatihan juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi para peserta. Keakraban yang terjalin antara peserta, panitia, MC, dan narasumber menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Ini menunjukkan bahwa pelatihan bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga kesempatan untuk membangun jaringan dan hubungan profesional yang solid di antara para pelaku pengadaan barang dan jasa di berbagai instansi.
Blended Learning Certified Procurement Officer (CPOf) yang diselenggarakan oleh LPKN ini merupakan salah satu bentuk komitmen nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pengadaan barang dan jasa. Dengan metode pembelajaran yang inovatif dan materi yang komprehensif, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan di tempat kerja masing-masing, serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperbaiki tata kelola pengadaan di Indonesia.
Keberhasilan seluruh peserta dalam meraih sertifikasi juga menjadi bukti bahwa program ini tidak hanya memberikan pelatihan yang relevan, tetapi juga efektif dalam membentuk profesional pengadaan yang kompeten dan berintegritas. LPKN berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program-program pelatihan serupa, guna mendukung tercapainya tata kelola pengadaan yang transparan, efisien, dan akuntabel di Indonesia.
Dokumentasi










